
Hembusan angin sangat deras sore ini hingga jendela terbuka dan tertutup dengan sendirinya, hantamannya terdengar sangat keras hingga mengangetkanku yang sedang menikmati tidur di kala senjaku. "Huh, kupikir bunyi apaan..." keluhku. Ku tengok jam yang bergelantung disamping pintu kamarku, terlihat jarum panjang dan pendek berebut menuju angka 6. Segera ku bergegas mengambil handuk dan segera beranjak pergi ke peraduan kamar mandi tercintaku. Tak lama dari itu, terdengar namaku diteriakan hingga ku terkaget untuk kedua kalinya, "Aren.. Aren.... ada teman mu di depan". Seketika ku teringat akan janji yang kubuat tadi pagi bersama seorang lelaki yang selalu mengejarku. Dia suka padaku kata mereka, walau aku belum pernah mendengar sekalipun dia menyebut kata suka atau semacamnya kepadaku. Well, malam ini aku membuat janji untuk berjumpa sembari berbincang berdua. So, setelah ku bercinta dengan kamar mandiku, aku segera bersiap dan segera ku berpamit kepada ayah bunda tercinta.

Prang... seketika ku mengalami kekagetan untuk ketiga kalinya, jatuhnya piring yang di bawa oleh pelayan itu membuat keheningan seketika mejadi kerusuhan. Seorang pelanggan yang tertumpah makanan dari piring itu berteriak hingga pemilik warung kopi pun mengahmpiri keributan itu, "maaf ka, saya tidak sengaja" ucap pelayan itu meminta maaf kepada wanita yang tetap memarahinya. "Pak, maaf tadi saya tidak sengaja" pelayan itu memberi penjelasan kepada pemilik warung kopi itu. "kaka pecat saja dia, kerja gak becus yang ada warung kopi kaka ini bangkrut" teriak wanita itu kepada pemilik warung kopi yang ternyata kakaknya. Tak ingin menambah keributan dan mencari masalah dengan adiknya, dengan terpaksa dia pun memecat pelayan itu.

~RHR~